Rabu, 23 Januari 2008

Desain Grafis ?


Karya Seni identik dengan suatu yang unik. Oleh karenanya seorang seniman dalam melahirkan karyanya selalu mencari bentuk, bentuk baru. Untuk itu diperlukan sesuatu yang unik. Ini berarti sesuatu yang belum pernah atau mungkin jarang dipakai oleh seniman lain pada karya-karya sebelumnya.


Definisi Desain Grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi.Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.

Desain Grafis juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, foto, ilustrasi dan lain sebagainya. Desain grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual.

Sebagaimana layaknya informasi yang disampaikan menggunakan bahasa lisan (suara) yang dapat disampaikan secara tegas, ceria, keras, lembut, penuh gurauan, formal, dan sebagainya dengan menggunakan gaya bahasa dan volume suara yang sesuai, Desain grafis juga dapat melakukan hal serupa. Kita dapat merasakan sendiri setelah membaca sebuah berita (tulisan), melihat foto atau ilustrasi, melihat permainan warna dan bentuk dari sebuah karya design yang berbentuk publikasi cetak, nuansa yang ditimbulkannya. Apakah informasi itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan sebagainya.

Kenapa kita dapat merasakan hal itu? Kenapa obyek publikasi itu bisa menimbulkan kesan dan pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan hingga dimengerti oleh kita sebagai pembaca? Jawabannya adalah karena adanya unsur-unsur design dan prinsip-prinsip design yang ada dalam sebuah karya design tersebut, baik disadari maupun tidak disadari oleh pembuatnya.

Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang desain grafis :

Menurut Suyanto desain grafis didefinisikan sebagai " aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri". Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.

Sedangkan Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/ mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.

Menurut Danton Sihombing desain grafis mempekerjakan berbagai elemen seperti marka, simbol, uraian verbal yang divisualisasikan lewat tipografi dan gambar baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. Elemen-elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai perangkat visual dan perangkat komunikasi.

Menurut Michael Kroeger visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran (juxtaposition).

Warren dalam Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual.

Sedangkan Blanchard mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan

Kategori Desain Grafis

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:

1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.

2. Web Desain: desain untuk halaman web.

3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.

4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.

5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.

Bidang Komunikasi Grafis

Komunikasi Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) disaat informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari keakuratan penyampaian informasi pada masyarakat.

Perkembangan di atas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektivitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah“graphic arts” yang masih dikonotasikan dengan seni, maka abad ke-20 istilahnya menjadi “graphic communication” atau juga “visual communication”. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai

kunci profesi dalam bidang ini.

Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Munculnya istilah “komunikasi visual” sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini: percetakan / grafika, filem dan video, televisi, web design dan CD interaktif.

Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi ini. Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik dalam posisinya dalam jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya.

Standardisasi yang saat ini dibuat tak mungkin menahan laju perkembangan bidang Komunikasi Grafis. Tetapi dengan melihat apa yang telah terjadi baik di negeri orang maupun di negeri sendiri, diharapkan usaha membuat acuan dapat mengantisipasi cukup panjang menghadapi perkembangan bidang ini.

Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual

Tugas penyusunan kompetensi ini adalah pada bidang Komunikasi grafis, istilah yg diberikan oleh Dikmenjur setelah berkonsultasi dengan Ditjen Grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian:

(1) Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis,

(2) Graphishe Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan.

Dalam pengertian ini Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based images).

Dasar terminologi perlu untuk menjelaskan beda antara Komunikasi Grafis dengan Komunikasi Visual.

Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).

Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat.

Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.

Pekerjaan Komunikasi Grafis meliputi olah gambar/images (gambar ilustrasi, fotografi), olah teks/tipografi (cipta dan susun huruf) dan penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/design yang siap dilaksanakan. Dalam kenyataan di lapangan, situasi kegiatan komunikasi grafis di Indonesia tak sepenuhnya seperti diagram umum di atas. Olah huruf / type design & typography yang di beberapa negara maju merupakan profesi khusus ( mendesain font / typeface, hand lettering, tipografi / olahan tata huruf ) di Indonesia tak berkembang menjadi bidang profesi tersendiri (pernyataan Bp. Danton Sihombing MFA pakar bidang huruf). Di Indonesia olah huruf pada era digital dikerjakan sendiri di komputer oleh desainer ataupun operator atas petunjuk desainer. Meski ada juga yang olah huruf khusus seperti hand lettering dan Kaligrafi tidak merupakan bidang

spesialisasi profesi yang berkembang baik. Karena itu dalam standar kompetensi komunikasi grafis ini olah huruf/tipografi tak dibuat sebagai sub-bidang kompetensi tersendiri, tetapi menjadi subkompetensi untuk sub bidang desain grafis.

bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub-bidang:

Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.

Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi.

Fotografi: menampilkan informasi dengan ketrampilan menangkap cahaya melalui kamera dankepiawaian memilih / mengolah hasil bidikan.

Darimana Harus Dimulai Untuk Membuat Desain Publikasi?

Bagi Anda khususnya yang baru terjun ke dunia grafis, dan menangani kasus yang sebenarnya dari klien maka Anda akan berpikir darimanakah harus memulai sebuah proyek desain? Sebagaimana hal-hal lain yang akan kita kerjakan, rencana kerja perlu dilakukan sebelum Anda benar-benar melakukannya. Sehingga apa yang Anda kerjakan terarah dan terealisasi dengan baik. Untuk itu, sebelum Anda mengerjakan sebuah proyek desain, sebaiknya Anda tetapkan terlebih dahulu hal-hal yang perlu Anda jadikan sebagai pedoman dalam membuat karya desain tersebut atau disebut juga "Daftar Pedoman Pembuatan Publikasi".

Berikut "Daftar Pedoman Pembuatan Publikasi" yang dapat Anda jadikan acuan dan Anda kembangkan:

  1. Apa Tujuan Publikasi?
    Mengenali kategori-kategori dari jenis publikasi Anda dapat membantu mengembangkan pendekatan yang tepat untuk tujuan publikasi Anda. Misalnya, Anda ingin membuat dokumen yang meyakinkan seperti: iklan, poster, press release, flyer promosi atau brosur penjualan maka Anda akan tahu data apa yang diperlukan untuk membuat publikasi tersebut.
  2. Kenapa Publikasi Anda diperlukan? Salah satu pertanyaan penting untuk ditanyakan pada diri Anda sendiri adalah kenapa publik perlu tahu informasi yang ada pada publikasi Anda. Jika Anda mengetahui hal tersebut dengan tepat, Anda bisa menggunakannya pada headline dan gambar Anda untuk mendapatkan perhatian dari publik. Mengingat kebutuhan para pembaca juga membantu memfokuskan pebulisan Anda.
  3. Siapakah Audien Anda? Mengenali Audien (Publik pembaca publikasi) Anda akan membantu Anda memilih tehnik-tehnik yang menarik pembaca. Bagaimana perilaku audien? gaya bahasa apa yang sesuai? adalah hal-hal yang perlu Anda pertimbangkan.
  4. Informasi Macam Apa yang Akan Disertakan? Publikasi yang berbeda memerlukan elemen yang berbeda pula. Sebuah brosur tentang konferensi memerlukan program acara, jadwal lokakarya, biografi singkat tentang pembiacara dan sebuah peta. Sebuah iklan mungkin terdiri dari slogan, baris tag, dan informasi mengenai harga atau alamat. Periksa berbagai informasi teks dan image yang akan disertakan sehingga Anda akan mendapatkan ruang yang cukup untuk semua bagian dan menghindari terlewatnya materi informasi.
  5. Citra Yang Bagaimana Yang Ingin Ditampilkan? Semua hal mengenai publikasi dari gaya bahasa sampai pada kualitas kertas yang memuatnya, mewujudkan citra dari pembuatnya. Satu panduan yang paling penting dalam menciptakan citra tersebut adalah kecocokan. Elemen-elemen yang Anda pilih dan cara Anda merangkai dan mereproduksinya menjadi hal yang indah apabila mereka cocok dengan tujuan dan audien Anda. Apakah Anda ingin membuat kesan formal, informal, ramah, main-main, elegan, bergaya, trendy, klasik, konservatif, adventurir, akademik, profokatif dan sebagainya.
  6. Haruskah Publikasi itu Masuk ke Dalam Sebuah Program atau Style Perusahaan? Masalah identitas perusahaan muncul pada saat perusahaan memahami bahwa desain grafis menghasilkan lebih banyak kreatifitas daripada imajinasi mereka sendiri. Logo bisa tampak dengan berbagai ukuran dan posisi. dokumen dari satu departemen memiliki tampilan yang streamline dan bergaya, sementara dokumen dari departemen lain menggunakan clipart. tugas perusahaan adalah mengembangkan format dan standar desain sehingga dokumen-dokumen yang berbeda memiliki tampilan yang konsisten.
  7. Apa Jenis Gambar dan Foto yang Disertakan? Anda bisa saja membuat karya desain publikasi tanpa satupun gambar, tetapi gambar tidak disangsikan lagi bisa menarik pembaca lebih mudah daripada kata-kata. Anda perlu mempertimbangkan jumlah dan jenis gambar yang akan Anda gunakan lebih dini, karena akan mempengaruhi format secara keseluruhan.
  8. Apa Spesifikasi Pencetakannya? Spesifikasi — termasuk ukuran halaman, banyaknya halaman, jenis penjilidan, jenis kertas, kualitas cetakan, dan penggunaan warna — tidak dapat dipisahkan dari format keseluruhan.
  9. Kapan Ia Diperlukan? Jadwal adalah anugerah sekaligus kutukan. Pada satu sisi ada perasaan bahwa tidak ada waktu untuk melakukan pekerjaan dengan yang Anda sukai, tetapi di sisi lain semua orang tahu bahwa setiap proyek membutuhkan waktu tertentu.
  10. Berapa Anggarannya? Uang juga faktor realita. Ia juga mempengaruhi segala hal mengenai publikasi karenanya sering kali dibuat sebagai pertimbangan pertama. Perlakukan anggaran dan jadwal Anda dengan serius, tetapi jangan biarkan mereka membatasi diri Anda.

Itulah hal-hal yang perlu Anda siapkan untuk memulai sebuah proyek desain, selain hal-hal yang berkemungkinan muncul dari beberapa pertanyaan di atas, yang mungkin dapat Anda cari tahu sendiri jawabannya.

Senin, 21 Januari 2008

KOMUNIKASI


KOMUNIKASI







PENDAHULUAN

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).

DEFINISI

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

Beberapa definisi komunikasi adalah:

1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).

2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).

3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).

4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

TUJUAN KOMUNIKASI

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:

1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

2. Mempengaruhi perilaku seseorang

3. Mengungkapkan perasaan

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

5. Berhubungan dengan orang lain

6. Menyelesaian sebuah masalah

7. Mencapai sebuah tujuan

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain

PROSES KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :

Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan


1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya

2. Simbol/ isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat.

Niat menyangkut :

l Apa yang akan disampaikan

l Siapa sasarannya

l Apa yang akan dicapai

l Kapan akan disampaikan

Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:

· Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima

· Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus

Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang.

Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.

Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.

JENIS KOMUNIKASI

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok

Jenis komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi verbal dengan kata-kata

2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress


BENTUK KOMUNIKASI

Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :

1. Bentuk Komunikasi berdasarkan

a. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.

A--------àß-----------B

b. Komunikasi tidak langsung


Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :

a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele

Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

b. Komunikasi kelompok

Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.

Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung puskesmas

c. Komunikasi perorangan.

Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.

Perawat----- ® ¬ ------Pasien

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :

  1. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

A ------------------® B

b. Komunikasi timbal balik.

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Hambatan dari Proses Komunikasi

· Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

· Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

· Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

· Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

· Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

· Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

PENUGASAN

  1. Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
  2. Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
  3. Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk berpasang-pasangan. Masing-masing menanyakan kepada pasangannya tentang :

- Keluarga (anak, istri/suami dll)

- Pendidikan

- Tempat kerja

- Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan tidak boleh dibuat catatan.

  1. Setelah itu saling bergantian (10 menit).
  2. Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan apa yang dia peroleh dari pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar sebelum selesai penyampaian).
  3. Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang bersangkutan (YBS).
  4. Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari permainan diatas
  5. Catatan untuk fasilitator :

- Metoda ini untuk melihat :

a. Apakah seseorang dapat menjadi seorang pendengar yang baik

b. Apakah seseorang dapat menyampaikan informasi dengan jelas

- Setelah itu sampaikan “10 Ciri-Ciri Pendengar yang Baik” (lihat.ppt)

KESIMPULAN

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut; niat, minat, pandangan, lekat, libat. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan dikirim dari pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Komunikasi berdasarkan besarnya sasaran terdiri dari komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi atas; komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.


KEPUSTAKAAN

Ann Marriner,Tomey, Guide to Nursing management and Leadership, Mosby year book Inc 1996

Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998

Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995

Non Verbal Communication


Non Verbal Communication

Merupakan Transmisi pesan tanpa menggunakan kata2
contoh:dengan menggunakan isyarat gerakan tangan,mata dll.
Didalam suatu organisasi Nonverbal Communication kebanyakan bersumber dari bagaimana orang berpakaian,cara mereka menggunakan waktu dan kebiasaan dimana mereka menggunakan ruang.




Gaya Berpakaian : Komunikasi dengan apa yang terlihat.
Cara berpakaian adalah penting sebagai kendaraan dalam berkomunikasi,seseorang yang cakap dalam bekerja/profesional mengkomunikasikan hal yang pasti mengenai dirinya melalui cara berpakaian mereka.


Time : The Waiting Game
Hal penting lain dalam berkomunikasi Nonverbal yaitu Penggunaan waktu, seseorang dengan status posisi yang tinggi dibanyak organisasi mengkomunikasikan suatu ide dimana waktu mereka lebih berharga daripada yang lain, biasanya semakin lama kita menunggu seseorang semakin tinggi posisi status orang tersebut dalam perusahaan.

Penggunaan Ruang
Penggunaan ruang merupakan hal penting,dalam sebuah organisasi posisi status yang tinggi memiliki meja kantor dan ruangan kantor yang lebih luas daripada status posisi yang rendah. Tidak hanya karena luas ruang yang mencerminkan status namun juga bagaiamana ruang tersebut diadakan/diciptakan. Penggunaan ruang juga mengandung nilai simbol didalam mengkomunikasikan sesuatu mengenai interaksi grup
Contoh: Seseorang yang ada didepan meja persegi panjang yang disusun berhadap hadapan biasanya adalah pemimpin grup.

Perbedaan Komunikasi Antar Individu
Perbedaan perbedaan dalam berkomunikasi berdasar pada gaya perseorangan, gender, kenegaraan.
Gaya berkomunikasi perseorangan adalah cara konsisten seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain.
6 gaya Komunikasi yang paling umum:
The Noble: Noble menggunakan sedikit kata untuk menyampaikan pesan, langsung kedasar masalah.
The Socratic: Ini merupakan gaya yang berhati hati dalam membuat keputusan dan suka sekali menjalani proses diskusi yang lama.
The Reflective: Individu ini memberi perhatian terhadap aspek interpersonal komunikasi tidak suka beradu argumen thd yang lain dan merupakan pendengar yang baik.

The Magistrates: Seorang Magistrates adalah bergaya campuran dari Noble dan Socratic. Magistrates memberitahu apa yang mereka pikirkan dan membuat suatu hal dengan detail, lebih suka mendapat superioritas untuk mendominasi diskusi.
The Candidate: Campuran dari Socratic dan Reflective mereka lebih tenang dan suportif dan juga suka menganalisa dan berdiskusi.
The Senator: Individu yang mengembangkan Noble dan Reflective. Mereka tidak mencampur keduanya namun mereka lebih suka bergerak mundur dan keluar diantara kedua itu sesuai yang dibutuhkan.

Perbedaan Gender dalam berkomunikasi.
Perbedaan dasar antara pria dan wanita adalah Pria lebih suka menekan dan memperkuat status mereka ketika berbicara, Wanita lebih dengan menurunkan statusnya dan mereka lebih memfokuskan untuk membuat koneksi sosial yang positif antara mereka dan yang lain. Perbedaan gaya itulah yang menjelaskan mengapa mereka merespon berbeda terhadap suatu masalah, Pria menganggap wanita “terlalu emosional” sedang wanita menganggap pria “tidak pernah mendengarkan” . Baik pria maupun wanita haruslah saling memahami dalam menghadapi situasi agar tidak terjadi konflik yang merugikan.

Perbedaan antar Budaya
Globalisasi Menuntut untuk memahami perbedaan budaya yang ada, Perbedaan dalam bahasa adalah suatu masalah karena setiap pengartian yang berbeda, perbedaan budaya kadang mempunyai norma dalam pengunaan kata katanya dan juga pengartiannya karena perbedaan bahasa walaupun penulisannya sama akan dapat berbeda arti.


Formal dan informal komunikasi dalam organisasi.
2 dasar komunikasi di Organisasi :
Formal: Pembagian pesan dengan memperhatikan tugas yang resmi dari organisasi.
Informal:Pembagian tugas yang tidak resmi yang ditujukan diluar aktifitas formal perusahaan.
Formal Communication.
Organizational structure: Susunan pembuatan perintah dari hubungan timbalbalik yang ada diantara berbagai macam unit dalam organisasi .
Organizational Chart: Diagram yang menampilkan struktur formal dari perusahaan yang mengindikasikan siapa berkomunikasi dengan siapa.

Downward Communication: Terdiri dari instruksi,arah tujuan dan perintah. Downward communication mengalir dari suatu level ke level lain yang lebih rendah yang perlahan bergerak kebawah menuju dasar.

Upward Communication: Informasi yang bergerak dari level terbawah ke level yang paling tinggi dalam organisasi, pesan yang mengalir mengandung informasi mengenai hal hal yang diperlukan oleh manajer untuk mengerjakan tugas tugasnya.

Horizontal Communication: Pesan yang bergerak kesamping (dilevel organisasi yang sama) mempunyai karakteristik usaha yang berkoordinasi (bekerja sama), Komunikasi horizontal melibatkan orang orang dalam level yang sama maka itu cenderung lebih mudah dan bersahabat walupun konflik bisa saja muncul.

Informal Communication
MUM Effect: Sikap enggan untuk mentransmisikan kabar buruk, menunjukkan salah satu/yang lain dengan tidak mentransmisikan pesan sama sekali atau mendelegasikan pekerjaan pada orang lain.

Snowball Effect: Kecenderungan orang untuk membagi informasi informal kepada siapa mereka bertemu/melakukan kontak.
Tidak seperti formal, jaringan komunikasi informal tersusun dari individual individual yang berbeda level organisasi.

Grapevine: Saluran komunikasi informal organisasi yang berdasar atas pertemanan atau perkenalan.
komunikasi informal bisa membentuk ketidak akuratan fakta yang ada, yang dapat menimbulkan rumor yaitu informasi yang ada sedikit fakta yang ditransmisikan melalui informal channel.
Communicating inside versus outside the organization.
Para eksekutif perusahaan mencoba untuk mempresentasikan hal hal positif kepada publik (dengan memfokuskan pada peluang2) dan lebih suka mengalamatkan ancaman secara internal. Mereka berfikir untuk tidak memenakuti para investor dan penting untuk para karyawan agar siap menghadapi segala ancaman di perusahaan .
Ide ide diatas mendorong adanya strategic communication yaitu pelatihan untuk mempresentasikan perusahaan secara luas, pendengar luar, misal pers. Semakin efektif perusahaan mengatur proses ini semakin baik mereka dapat diterima oleh masyarakat umum dengan memperoleh keuntungan loyalitas konsumen maupun kenaikan pejualan.

Bahasa sunda



Bahasa sunda

Lenyapnya bahasa ibu, dengan demikian, akan membuat seseorang tak bisa lagi masuk ke dalam dunia yang menjadi identitas kulturnya, tempat di situ tersimpan berbagai sumber pengetahuan. Dan inilah yang telah terjadi dengan suku Zaparo, sebuah suku terbesar di Amazona. Mereka telah kehilangan sumber pengetahuan tradisional tentang obat-obatan tak hanya karena meninggalnya kepala suku mereka yang juga seorang dukun.

SEBAGAI satu dari 289 buah bahasa daerah yang masih hidup di Indonesia dan sebagai satu dari 13 buah bahasa daerah yang berpenutur di atas satu juta orang, bahasa Sunda rasanya termasuk bahasa yang paling dicemaskan kematiannya. Setidaknya nada minor terhadap kemerosotan penggunaan bahasa ini terus didendangkan dari waktu ke waktu.

Telitian sederhana yang dilakukan Kepala Balai Bahasa Bandung, Drs. Muh Abdul Khak, M.Hum. kembali menunjukkan nada minor yang sama. Objek penelitian Abdul Khak adalah keluarga Sunda-Sunda (suami-istri berasal dari suku Sunda) di sejumlah perumahan di Bandung. “Respondennya tinggal di kompleks perumahan-perumahan. Besar kemungkinan, penelitian yang sama terhadap penduduk yang tidak tinggal di kompleks menghasilkan angka berbeda,” kata Abdul Khak, Kamis (16/2).

Dari hasil penelitiannya terlihat, generasi pertama keluarga Sunda-Sunda masih menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa primernya. Sedangkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa sekundernya. Akan tetapi, penguasaan bahasa Sunda generasi kedua keluarga ini selanjutnya menurun.

Banyak yang kemudian berkomunikasi dengan anak-anaknya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu rupanya berdampak pada rendahnya penguasaan bahasa Sunda generasi ketiga keluarga Sunda-Sunda itu. Kecenderungan yang terjadi berikutnya seperti sebuah serangan balik, bahasa Indonesia mulai menggantikan bahasa Sunda menjadi bahasa primer mereka.

Apa penyebab pergeseran semacam itu? Sebabnya bisa berbeda-beda. Bisa karena munculnya industri seperti hasil penelitian Keller (1964). Cooper (1978) menunjukkan bahwa peran bahasa yang menjadi lingua franca (dalam hal ini termasuk bahasa Indonesia) yang mendesak bahasa daerah. Sumarsono (1993) menyebutkan bahwa agamalah yang bisa mendukung pemertahanan bahasa daerah. Dalam penelitian Abdul Khak, kendalanya adalah undak usuk basa. Tapi, tentu saja, penyebabnya tidak tunggal.

Persoalannya kini, bagaimana mengatasinya? Guru Besar Universitas Indonesia, Asim Gunarwan mengutip sebuah penelitian, menyebutkan bahwa formula yang ditawarkan untuk pemertahanan bahasa daerah itu sering kali kurang signifikan untuk membuat bahasa itu bertahan.

Solusi yang ditawarkan umpamanya, melalui pelestarian seni budaya, pengajaran bahasa-bahasa daerah di sekolah, menggunakan huruf/aksara daerah di tempat publik seperti di Tasikmalaya, atau mewajibkan warga berbahasa daerah setiap tanggal tertentu seperti dilakukan di Banten. Semua solusi itu, menurut Asim, tidak signifikan membantu bahasa daerah.

Yang paling signifikan adalah justru yang paling murah, yaitu orang tua harus tetap menggunakan bahasa daerah kepada anak-anaknya di rumah. Cara ini berguna untuk menjaga agar tidak terjadi dislokasi antargenerasi pewarisan bahasa daerah. Soalnya, bagaimana mau menggunakan bahasa Sunda kalau kemampuan berbahasa Sunda si orang tuanya sudah merosot. Bahasa Sunda seperti apa yang kemudian lahir dari generasi semacam itu?

**

SEMENTARA di tempat lain, kosakata baru terus hadir. Umumnya diserap dari bahasa Inggris. Berbagai kosakata bahasa Indonesia segera saja terasa kuno atau kampungan dan hanya hidup di halaman-halaman kamus. Di mana di dunia seperti itu bahasa daerah hidup? Kita sepertinya tengah bergerak dari kampung, menuju kota, dan kini berambisi ke luar negeri. Bahasa daerah digunakan sekali-sekali sebagai bahasa udik saat kita mudik.

Dalam kondisi seperti itu, upaya yang dilakukan Pusat Bahasa menjadi menarik. Bahasa-bahasa yang tinggal di udik itu kini ditawarkan untuk secara resmi menjadi kosakata bahasa Indonesia. Dari Jawa Barat, lewat Balai Bahasa Bandung, lebih dari lima ratus kata dalam bahasa Sunda diusulkan untuk menjadi bahasa Indonesia.

Ratusan bahasa lainnya diusulkan dari seluruh penjuru tanah air. Untuk apa? Untuk sebuah projek ambisius bernama “Kamus Sangat Sangat Besar Bahasa Indonesia” karena ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kita tidak tahu, apakah upaya semacam itu akan membantu memperkuat bahasa Sunda

Televisi vs Budaya Lokal


Televisi vs Budaya Lokal

Siapapun percaya dan yakin, televisi bisa memberikan dampak yang luar biasa terhadap pemirsanya. Berbagai survey dan kejadian nyata menunjukkan, betapa dasyatnya kekuatan televisi. Tapi akhir-akhir ini, yang menjadi sorotan adalah dampak negatif dari televisi. Sedangkan pengaruh positif masih jauh panggang dari api. Kebanyakan pelaku industri televisi cenderung menerapkan jalan pintas untuk mengeruk keuntungan. Kunaon atau Kenapa? Salah satu dampak negatif yang disebarkan televisi, adalah terkikisnya budaya positif masyarakat kita.

Masyarakat yang seharusnya masih memegang adab ketimuran justru dipaksa menelan budaya yang bertentangan. Ketimuran, sudah berubah menjadi ketengahan lalu merambah kebaratan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya atau Bandung, kebaratan tampaknya sudah mendominasi. Tengoklah cara bicara mereka, cara berpakaian, sikap dan perilaku serta banyak lagi lainnya. Jika Anda jeli, cara makan generasi sekarang juga sudah kebaratan. Memang tidak semua ketengahan atau kebaratan buruk dan tidak semua ketimuran bagus. Begitulah sifat budaya. Ada yang positif, tidak jarang pula yang negatif. Sayangnya, yang datang ke sini kebanyakan budaya barat dan tengah yang negatif. Sedangkan budaya positifnya nyaris terlupakan, sehingga budaya positif kita terancam. Persis seperti judul artikel ini. Lalu budaya positif apa yang kian terancam? Kenapa televisi yang disalahkan? Coba simak frase ini “Berani Kotor itu Baik!” yang dipopulerkan oleh produk sabun cuci Rinso. Renungkan baik-baik… Selama ini, kata kotor bermakna negatif. Secara harfiah, kotor itu berarti tidak bersih, kumal, kucel, berserakan dan fakta buruk lainnya. Korupsi misalnya termasuk dalam kategori perilaku kotor. Perlu pemilahan yang jelas, kotor seperti apa yang dimaksud. Penggunaan kata kotor dan ‘kotor’ akan bermakna beda dalam konteks tulisan. Dalam konteks verbal pun demikian. Tapi Rinso tidak melakukan pembedaan itu. Dulu muncul istilah Piktor (atau diplesetkan menjadi Viktor) kependekan dari pikiran kotor. Nah apakah Rinso sebagai pencetus “berani kotor itu baik”, mau bertanggung jawab terhadap interpretasi semacam itu? Bisa jadi ungkapan itu akan menjadi sebuah andalan baru para koruptor untuk berdalih. Dan ungkapan berani kotor itu baik, dikampanyekan demikian gencarnya terutama melalui televisi.

Tanpa pemilahan makna sama sekali. Apalagi yang menjadi target adalah anak-anak. Seberapa besar kemampuan interpretasi anak seperti yang dimaksud Rinso? Dia (Rinso) memberikan pekerjaan baru buat orang tua, agar memberikan pengertian yang tepat buat ungkapan itu. Padahal selama ini, sebagian besar orang tua sudah tidak mampu lagi mengontrol anak-anaknya, bahkan untuk menemani mereka menonton sejenak sekalipun. Iklan lain pun banyak berandil terhadap terancam punahnya sejumlah budaya baik. Sebagian mungkin tidak bersifat universal, tapi buat sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi budaya positif. Misalnya, kalau mengerjakan sesuatu sebaiknya dengan tangan kanan, kecuali mereka yang kidal. Berapa banyak iklan yang menunjukkan dominannya tangan kiri? Makan dengan tangan kiri atau berbuat baik juga dengan tangan kiri. Contoh lainnya, kebiasaan bangun pagi. Ini menjadi budaya positif buat sebagian besar orang Indonesia. Lebih bagus lagi, bangun sebelum ayam berkokok. Tapi sejumlah iklan dengan bangganya menunjukkan sang endorser dengan sangat nyaman bangun setelah matahari bersinar terang, alias kesiangan.

Itu contoh-contoh kecil yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang, tapi (saya yakin) dalam beberapa tahun ke depan akan punya dampak besar terhadap identitas bangsa ini. Dan pengaruh yang paling dasyat yang disebarkan televisi adalah tayangan infotainment. Saya sebenarnya lebih suka menyebut tayangan gosip, bukan infotainment (informasi yang menghibur) karena info berarti berita. Padahal tayangan itu, sebagian besar tidak bernilai berita dan tidak memenuhi kaidah berita. Dalam sejumlah literatur jurnalistik, berita itu diartikan sebagai sebuah fakta atau data baru yang sudah pasti (dapat dibuktikan kebenarannya) yang memiliki dampak penting atau menarik. Gosip… Apakah sudah bisa dibuktikan kebenarannya? Gosip hanya punya dampak menarik saja, dan tidak memenuhi syarat lainnya sebagai berita. Sebagian dari kita sejak kecil pasti sudah diajarkan, “Jangan ngomongin urusan orang lain” atau “Jangan membuka aib keluarga”. Sampai-sampai ada pepatah “menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri”. Dalam sejumlah agama pun, membicarakan aib orang lain atau urusan orang lain dilarang. Dosa! Bahkan dalam Islam, menggunjingkan urusan orang lain, langsung mendapatkan tiket VIP menuju neraka jahannam. Kenapa Tuhan melarang membicarakan orang lain (khususnya hal-hal buruk)? Karena dampaknya luar biasa. Orang yang dibicarakan akan malu, sakit hati dan rasa negatif lainnya. Iya kalau benar. Kalau faktanya tidak benar? Jika sudah begitu, akan muncul perilaku negatif baru sebagai akibatnya. Hukum alam memang demikian, hal negatif akan menghasilkan hal negatif dan membentuk lingkaran negatif.

Nah di televisi, menggunjingkan orang lain justru menjadi pelajaran wajib buat seluruh bangsa ini. Bahkan dalam sehari, sampai ada 50 “mata pelajaran” menggunjing orang lain. Bangsa ini diajarkan bagaimana membicarakan orang lain dengan hebat, penuh bumbu, trik dan sebagainya. Tak usah diajarkan pun, menggunjing dan membicarakan orang lain, sudah menjadi hobi banyak orang. Apalagi disuapi oleh televisi setiap hari. Maka jangan heran kalau bangsa ini pintar mengkritik tapi sangat bodoh dalam berbuat. Karena budaya positif mulai terkikis oleh budaya (baru) negatif. Hanya mereka yang memegang teguh budaya positif dan menghiraukan kebiasaan negatif, yang akan mencapai kemajuan. Contohnya para peraih medali emas olimpiade fisika, atau para jawara dunia bridge. Mereka pasti tidak sempat menggunjingkan Ahmad Dhani yang (dituduh) kawin siri dengan Mulan. Merekapun tidak tahu ada apa dengan Tamara Blezinsky, yang ribut dengan suaminya. Yang mereka tahu adalah berdoa, belajar dan bekerja keras secara cerdas.